Minggu, 31 Juli 2011

Allah Tidak Akan Mengurangi, Malah DIA Memberi Lebih

"… Apa saja yang kalian nafkahkan dari kebaikan, maka Allah akan menyempurnakan balasannya, dan kalian tidak akan dizalimi." (Qs. al Baqarah: 272).

Di pelajaran sebelumnya kita melihat investasi yang mengagumkan! Bila saudara punya modal 1jt. Lalu dari modal tersebut saudara bisa disiplin bersedekah 10%, dan melakukannya terus menerus. Istilah saya mah, dilock, "dikunci mati" buat sedekah. Maka subhaanallaah, nilainya akan berlipat-lipat secara fantastis.
Dan hitungan di lembar sebelumnya adalah hitungan "kalau sedekahnya diganti 10 kali lipat". Padahal Allah menjanjikan balasan hingga 700x lipat dan bahkan tidak terbatas. Kalau kita pakai perhitungan 700x lipat, masya Allah, nilainya akan benar-benar membuat kita berdecak kagum. Sayang beribu sayang, Luqman Hakim sendiri sebagai katanya "Penyeru Sedekah", dan sebagian dari saudara yang membaca janji-janji Allah, tidak mempercayai 1000%. Atau tahu, tapi tak mau.
Dan sungguh Allah tidak akan mengurangi apa yang memang menjadi hak kita. Jangankan kita bersedekah, yang memang sudah dijanjikan Allah balasannya. Kita tidak bersedekah pun memang Allah sudah Maha Baik. Allah sudah memberi tanpa kita minta. Kitanya saja yang kurang bersyukur.
Alkisah, begitu Luqman Hakim menceritakan di buku The Miracle of Giving, ada seorang guru agama yang datang kepada seorang kyai. Guru agama ini, dengan percayanya dan yakinnya kepada janji Allah tentang sedekah, bahwa Allah menjanjikan balasan 10x lipat, mendatangi kyai tersebut dengan membawa sedekah sebesar Rp. 2jt.
"Kyai, mohon doa supaya saya bisa berangkat haji," kata si guru agama.
"Iya, saya doakan."
Sejurus kemudian, guru agama ini menyerahkan amplop berisi uang tunai Rp. 2jt.
Uang ini ditolak kyai, sebab kyai memandang si guru agama ini lebih membutuhkan uang ini.
Tapi si guru agama bersikeras.
"Baiklah, mudah-mudahan jenengan bisa berangkat haji."
Dalam waktu yang relatif sangat cepat, guru agama ini balik lagi. Balik dengan membawa uang tunai 4jt.
"Kyai, maaf. Ini saya tambahin sedekahnya. Doakan. Saya tidak kepengen berangkat sendirian. Saya kepengen berangkatnya bareng dengan istri dan ibu saya."
Kyai tertawa, sambil memberi keyakinan kepada saya si penerus cerita ini, bahwa begitulah kalau iman sudah bekerja. Apalagi iman berdasarkan ilmu. Akan mantab amalnya. Si guru agama tahu bahwa Allah akan membalas setiap amal, 10 hingga 700x lipat.
Dia hanya berharap Allah berkenan membalas 10x lipat saja. Dengan perhitungan pergi haji Rp. 17,5jt (saat itu), maka dia memancing rizkinya sendiri dengan derma 2jt. Supaya Allah membalas dengan 20jt. Dalam kalimat yang lebih sopannya (sebab kita tidak berani memakai kalimat "supaya"), mudah-mudahan Allah berkenan membuka rizki 20jt buatnya. Lalu, karena yang berangkat bertiga, maka sedekahnya dia tambahin lagi menjadi total 6jt, atau 60jt buat bertiga.
Masya Allah. Ini sebuah keyakinan yang kadang kita pertanyakan ikhlas atau tidaknya. Ya, kadang kita dengan gagahnya berani "menuduh" orang-orang seperti dia seperti beramal dengan tidak ikhlas. Sebuah padanan kata yang tidak tepat.
Si guru agama tersebut di 3 minggu kemudian mendapatkan rizki sebesar Rp. 67jt. Dan itu hanya 3 minggu sejak dia berinvestasi 6jt.
Darimana dia dapatkan 67jt tersebut?
Secara tidak sengaja dia menunjukkan jalan bagi seseorang untuk membeli tanah si X. Dan pembelinya memberi dia uang tunai tersebut. Belum lagi dari si pemilik tanahnya. Alhamdulillah.
Lihat, Allah tidak pernah ingkar janji. Malah Allah lebihkan pengembaliannya, bukan sekedar 10x lipat.
Di dalam buku The Miracle of Giving, Luqman Hakim lebih mendalam lagi mengupas tentang Keajaiban Sedekah.
Allah selalu menepati janji-Nya. Kitanya saja yang tidak percaya akan janji-janji-Nya.

Sumber dari wisatahati.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar